nikahi janda bikin pahala dan bahagia
Nikah dengan Janda Bikin Bahagia Full Pahala
Menikah dengan janda mungkin sudah bukan hal yang aneh lagi di jaman saat ini. Karena sudah banyak sekali kasus perceraian. Baik cerai secara sah maupun tidak atau juga yang tidak cerai tapi ditinggal suami tanpa kabar.
Menikah dengan janda memang butuh kesiapan ekstra, tidak hanya materi tapi sikap dewasa harus lebih tinggi.
Meski Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menganjurkan para pria untuk lebih mengutamakan perawan untuk dinikahi, bukan berarti beliau melarang seorang pria menikahi janda. Bukankah sebagian besar istri beliau juga janda?
Nah, bagi kamu pria yang belum menikah, jangan hanya melihat perawan melulu, janda juga mendatangkan banyak berkah lho. Berikut manfaat menikah dengan seorang janda.
1. Bagian dari Meneladani Rasul
Tentu sudah jelas bahwa riwayat seorang Rasulullah sendiri, beliau juga menikah dengan janda. Jika ini dianggap sebagai kebaikan, tentu menikahi janda bagi kita pun insyaALLAH juga.
2. Janda Adalah Anugerah
Mungkin memang agak berat mengatakan janda adalah anugerah, secara banyak orang pasti menganggap janda adalah musibah, janda adalah hukum karma dan sebagainya.
Bisa saja itu betul karena riwayat seseorang, tapi tidak semuanya seperti itu, ada juga janda yang dikarenakan memang mendapat ujian dari ALLAH Swt, bagian dari cobaan iman dan bagian dari peningkatan kedekatan dengan ALLAH Swt.
Jadi janda tidak sepenuhnya musibah, janda juga anugerah, takdir dan gelar yang diberikan ALLAH Swt.
3. Janda Lebih Berpengalaman
Tentu jika seorang bergelar janda, berarti ia sudah menikah dan mempunyai pengalaman dalam pernikahan. Manis, asam dan pahitnya sudah ia rasakan.
Hal ini akan membuat seorang janda akan banyak belajar dari pernikahan sebelumnya. Ia akan lebih berhati-hati dalam menghadapi masalah rumah tangga.
Tidak hanya itu, janda juga akan punya pengalaman dalam hal mengurus anak, mengurus rumah dan paling penting bagaimana menyenangkan suaminya.
4. Janda Punya Semangat Baru
Jika dalam pernikahan sebelumnya ia gagal, tentu ia akan merasa senang dan mempunyai semangat baru dalam pernikahan yang selanjutnya. Serasa ia mempunyai energi yang baru, seeprti baterei full yang siap pakai.
5. Janda Akan Lebih Dewasa
Memang dewasa tidak bisa diukur dari usia, tidak bisa dilihat dari selama apa ia berumah tangga, tapi dewasa bisa dicermati dari tingkah laku dan pengalamannya.
Secara janda punya pengalaman, pasti ia tumbuh bijak dan lebih dewasa.
6. Banyak Pahala
Jika janda itu mempunyai seorang anak, berarti ia seorang anak yatim dan akan banyak pahala untuk kita jika mau mengurus dan merawat anak yatim tersebut.
Jadi, janda tidak kalah kan dengan perawan, memang perawan lebih menggoda tapi janda bisa bikin hidup bahagia full pahala.
Masih ragu dengan seorang janda?
Dan
Benarkah menikahi janda itu berkah? Memudahkan dapat rizki… jazakallah ustad.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Mengenai keberkahan menikahi wanita, berlaku baik menikahi janda maupun gadis. Dalam al-Quran, Allah menjanjikan kecukupan untuk mereka yang menikah,
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Kawinkanlah orang-orang yang masih lajang diantara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya”. (QS. an-Nur: 32).
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ
“Ada 3 orang yang dijamin oleh Allah untuk membantunya: Mujahid fi sabilillah, orang yang menikah karena menjaga kehormatan dirinya, dan budak yang hendak menebus dirinya untuk merdeka.” (HR. Nasa’i no. 3133, Turmudzi no. 1756 dan dihasankan al-Albani).
Dan ini berlaku umum untuk semua pernikahan, baik menikahi gadis maupun janda. Sebagaimana dinyatakan oleh A’isyah radhiyallahu ‘anha,
تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ يَأتِينَكُم بِالأَمْوَالِ
“Nikahilah wanita, karena akan mendatangkan harta bagi kalian”. (HR. Hakim 2679 dan dinilai ad-Dzahabi sesuai syarat Bukhari dan Muslim).
Pahala Menafkahi Janda
Hanya saja, di sana ada keutamaan khusus bagi orang yang menafkahi janda.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ كَالَّذِى يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ
Orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin, pahalanya seperti mujahid fi Sabilillah atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari. (HR. Bukhari 6006 & Muslim 7659)
Pahala yang luar biasa, dan kesempatan bagi siapapun yang saat ini bercita-cita ingin mendapatkan pahala jihad. Semoga bisa dikumpulkan bersama para mujahidin.
Ibnu Batthal dalam syarh Shahih Bukhari mengatakan,
من عَجَز عن الجهاد في سبيل الله، وعن قيام الليل، وصيام النهار – فليعملْ بهذا الحديث، ولْيسعَ على الأرامل والمساكين؛ لِيُحشر يومَ القيامة في جملة المجاهدين في سبيل الله، دون أن يَخطو في ذلك خُطوة، أو يُنفق درهمًا، أو يلقى عدوًّا يرتاعُ بلقائه، أو ليحشر في زُمرة الصائمين والقائمين
Siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah, tidak mampu rajin tahajud atau puasa di siang hari, hendaknya dia praktekkan hadis ini. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup janda dan orang miskin, agar kelak di hari kiamat dikumpulkan bersama para mujahidin fi Sabilillah. Tanpa harus melangkah di medan jihad atau mengeluarkan biaya, atau berhadapan dengan musuh. Atau agar dikumpulkan bersama orang yang rajin puasa dan tahajud. (Syarh Shahih Bukhari – Ibnu Batthal, )
Apa makna menafkahi janda?
Hadis di atas memotivasi untuk menafkahi janda, bukan menikahi janda. Meskipun bisa juga amal baik seorang lelaki ditunjukkan dalam bentuk menikahi janda. Dan jika janda ini dinikahi maka statusnya bukan lagi janda.
Akan tetapi hadis ini menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan janda. Terutama janda tua yang tidak memiliki keluarga yang bisa memenuhi kebutuhannya.
An-Nawawi mengatakan,
المراد بالساعي الكاسب لهما العامل لمؤنتهما
Yang dimaksud “berusaha memenuhi nafkah” artinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan nafkah janda. (Syarh Shahih Muslim, 18/112)
Allahu a’lam.
Menikah dengan janda mungkin sudah bukan hal yang aneh lagi di jaman saat ini. Karena sudah banyak sekali kasus perceraian. Baik cerai secara sah maupun tidak atau juga yang tidak cerai tapi ditinggal suami tanpa kabar.
Menikah dengan janda memang butuh kesiapan ekstra, tidak hanya materi tapi sikap dewasa harus lebih tinggi.
Meski Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menganjurkan para pria untuk lebih mengutamakan perawan untuk dinikahi, bukan berarti beliau melarang seorang pria menikahi janda. Bukankah sebagian besar istri beliau juga janda?
Nah, bagi kamu pria yang belum menikah, jangan hanya melihat perawan melulu, janda juga mendatangkan banyak berkah lho. Berikut manfaat menikah dengan seorang janda.
1. Bagian dari Meneladani Rasul
Tentu sudah jelas bahwa riwayat seorang Rasulullah sendiri, beliau juga menikah dengan janda. Jika ini dianggap sebagai kebaikan, tentu menikahi janda bagi kita pun insyaALLAH juga.
2. Janda Adalah Anugerah
Mungkin memang agak berat mengatakan janda adalah anugerah, secara banyak orang pasti menganggap janda adalah musibah, janda adalah hukum karma dan sebagainya.
Bisa saja itu betul karena riwayat seseorang, tapi tidak semuanya seperti itu, ada juga janda yang dikarenakan memang mendapat ujian dari ALLAH Swt, bagian dari cobaan iman dan bagian dari peningkatan kedekatan dengan ALLAH Swt.
Jadi janda tidak sepenuhnya musibah, janda juga anugerah, takdir dan gelar yang diberikan ALLAH Swt.
3. Janda Lebih Berpengalaman
Tentu jika seorang bergelar janda, berarti ia sudah menikah dan mempunyai pengalaman dalam pernikahan. Manis, asam dan pahitnya sudah ia rasakan.
Hal ini akan membuat seorang janda akan banyak belajar dari pernikahan sebelumnya. Ia akan lebih berhati-hati dalam menghadapi masalah rumah tangga.
Tidak hanya itu, janda juga akan punya pengalaman dalam hal mengurus anak, mengurus rumah dan paling penting bagaimana menyenangkan suaminya.
4. Janda Punya Semangat Baru
Jika dalam pernikahan sebelumnya ia gagal, tentu ia akan merasa senang dan mempunyai semangat baru dalam pernikahan yang selanjutnya. Serasa ia mempunyai energi yang baru, seeprti baterei full yang siap pakai.
5. Janda Akan Lebih Dewasa
Memang dewasa tidak bisa diukur dari usia, tidak bisa dilihat dari selama apa ia berumah tangga, tapi dewasa bisa dicermati dari tingkah laku dan pengalamannya.
Secara janda punya pengalaman, pasti ia tumbuh bijak dan lebih dewasa.
6. Banyak Pahala
Jika janda itu mempunyai seorang anak, berarti ia seorang anak yatim dan akan banyak pahala untuk kita jika mau mengurus dan merawat anak yatim tersebut.
Jadi, janda tidak kalah kan dengan perawan, memang perawan lebih menggoda tapi janda bisa bikin hidup bahagia full pahala.
Masih ragu dengan seorang janda?
Dan
Benarkah menikahi janda itu berkah? Memudahkan dapat rizki… jazakallah ustad.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Mengenai keberkahan menikahi wanita, berlaku baik menikahi janda maupun gadis. Dalam al-Quran, Allah menjanjikan kecukupan untuk mereka yang menikah,
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Kawinkanlah orang-orang yang masih lajang diantara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya”. (QS. an-Nur: 32).
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ
“Ada 3 orang yang dijamin oleh Allah untuk membantunya: Mujahid fi sabilillah, orang yang menikah karena menjaga kehormatan dirinya, dan budak yang hendak menebus dirinya untuk merdeka.” (HR. Nasa’i no. 3133, Turmudzi no. 1756 dan dihasankan al-Albani).
Dan ini berlaku umum untuk semua pernikahan, baik menikahi gadis maupun janda. Sebagaimana dinyatakan oleh A’isyah radhiyallahu ‘anha,
تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ يَأتِينَكُم بِالأَمْوَالِ
“Nikahilah wanita, karena akan mendatangkan harta bagi kalian”. (HR. Hakim 2679 dan dinilai ad-Dzahabi sesuai syarat Bukhari dan Muslim).
Pahala Menafkahi Janda
Hanya saja, di sana ada keutamaan khusus bagi orang yang menafkahi janda.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ كَالَّذِى يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ
Orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin, pahalanya seperti mujahid fi Sabilillah atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari. (HR. Bukhari 6006 & Muslim 7659)
Pahala yang luar biasa, dan kesempatan bagi siapapun yang saat ini bercita-cita ingin mendapatkan pahala jihad. Semoga bisa dikumpulkan bersama para mujahidin.
Ibnu Batthal dalam syarh Shahih Bukhari mengatakan,
من عَجَز عن الجهاد في سبيل الله، وعن قيام الليل، وصيام النهار – فليعملْ بهذا الحديث، ولْيسعَ على الأرامل والمساكين؛ لِيُحشر يومَ القيامة في جملة المجاهدين في سبيل الله، دون أن يَخطو في ذلك خُطوة، أو يُنفق درهمًا، أو يلقى عدوًّا يرتاعُ بلقائه، أو ليحشر في زُمرة الصائمين والقائمين
Siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah, tidak mampu rajin tahajud atau puasa di siang hari, hendaknya dia praktekkan hadis ini. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup janda dan orang miskin, agar kelak di hari kiamat dikumpulkan bersama para mujahidin fi Sabilillah. Tanpa harus melangkah di medan jihad atau mengeluarkan biaya, atau berhadapan dengan musuh. Atau agar dikumpulkan bersama orang yang rajin puasa dan tahajud. (Syarh Shahih Bukhari – Ibnu Batthal, )
Apa makna menafkahi janda?
Hadis di atas memotivasi untuk menafkahi janda, bukan menikahi janda. Meskipun bisa juga amal baik seorang lelaki ditunjukkan dalam bentuk menikahi janda. Dan jika janda ini dinikahi maka statusnya bukan lagi janda.
Akan tetapi hadis ini menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan janda. Terutama janda tua yang tidak memiliki keluarga yang bisa memenuhi kebutuhannya.
An-Nawawi mengatakan,
المراد بالساعي الكاسب لهما العامل لمؤنتهما
Yang dimaksud “berusaha memenuhi nafkah” artinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan nafkah janda. (Syarh Shahih Muslim, 18/112)
Allahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar